Selain batik, Lasem juga punya warisan kuliner berusia ratusan tahun. Namanya kue yopia yang renyah luarnya dan legit isinya.
Kalau menyebut Lasem, tentu akan teringat kerajinan kain batik yang terkenal dengan pola pesisiran yang unik. Kota kecil di Kabupaten Rembang ini ternyata punya kue legit yang dilestarikan sejak ratusan tahun. Hingga kini warga sekitar yang merayakan imlek tak melewatkan kue yang berisi gula Jawa ini.
Tak heran jelang perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal 25 Januari produsen kue yopia kini kebanjiran pesanan. Bahkan kenaikan jumlah produksi mencapai 50 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Menjelang imlek penjualan kue yopia mengalami kenaikan, di hari biasa juga ramai, tapi ini banyak pesenan datang dari orang luar kota dan tamu yang berkunjung ke rumah, karena yopia banyak di cari untuk oleh- oleh," ungkapnya.Produsen kue yopia, Siek Tian Nio (74) yang akrab disapa Waras, mengaku dalam sehari mampu memproduksi 500 sampai 600 kue yopia di hari biasa. Namun n menjelang imlek seperti sekarang ini, pesanan kue yopia mengalami peningkatan hingga 50 persen.
Kue yopia dibuat dengan bahan baku tepung dan gula jawa. Bentuknya bundar berwarna putih. Jika digigit terasa renyah dengan 'rongga' di bagian tengah yang berisi lelehan gula jawa. Gurih legit alami gula Jawa sangat terasa kuat. Inilah ciri khas yopia.
Mirip nopia, tetapi nopia lebih mungil dengan isian yang padat tanpa rongga. Kue ini merupakan adaptasi kuliner China dan Jawa. Adonan kulitnya diadaptasi dari kue China tetapi isiannya gula Jawa.
Kue ini hanya diproduksi tiap dua hari sekali. Waktu pembuatannya pun dimulai pukul 02.00 WIB dini hari dan selesai pukul 10.00 WIB.
Diproduksi di rumahnya sendiri yang berada di kawasan Desa Karangturi Kecamatan Lasem, Rembang.
Dini hari merupakan saat yang tepat untuk adonan karena udara masih dingin. Semua bahan merupakan bahan alami tanpa tambahan apapun. Sementara proses mengaduk adonan dan membentuk adonan masih memakai tangan. Dikerjakan oleh Waras bersama kerabatnya. Alat pemanggangnya memakai oven.
Waras merupakan generasi ketiga penerus usaha pembuatan kue yopia yang pertama didirikan oleh Tan Tjiem Liang pada tahun 1800-an. Sekarang, ia mewariskan ilmu pembuatan kue yopia kepada anak-anaknya. Harapannya kue yopia yang sudah dirintis dari ratusan tahun silam oleh keluarganya dapat tetap lestari dan terus dinikmati masyarakat.
"Meskipun pernah tak produksi selama 4 tahun, dan ada beberapa muncul produk baru kue yopia yang menyerupai milik kami, rasa yopia ini akan tetap terbaik," paparnya.
Ciri khas kue yopia buatan Waras, di permukaan kue diberi cap gambar kupu-kupu berwarna merah. Sejak dulu tak pernah berubah. Untuk satu bungkus kue yopia produksi Waras dijual seharga Rp 25.000 berisi 10 kue yopia.
https://food.detik.com/info-kuliner/d-4869967/warisan-kuliner-khas-lasem-kue-yopia-yang-renyah-legit